Pemikiran pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-Qabisi, relevansinya dengan sistem pendidikan kontemporer

Normuslim, Normuslim (2003) Pemikiran pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-Qabisi, relevansinya dengan sistem pendidikan kontemporer. Himmah, 4 (9). pp. 21-30.

Text Normuslim03.pdf Download (2MB)

Abstract

Ditiniau dari aspek sejarahnya, secara formal pendidikan lslam merupakan pendidikao tertua di dunia, sebab ketika Islam masuk ke Indonesia belum ditemukan lembaga-lembaga pendidikan formal. Secara formal lembaga pendidikan di Indonesia iustru diperkenalkan pertama kali oleh umat Islam melalui meunasah dan rongkong di Aceh, surau di Sumatera Barat dan pesantren di Jawa. Usia dan pengalaman yang cukup paniang ini seyogiyanya dapat mtnjadikan pendidikm Islam semakin mapan dan handal. Namun hingga saat ini lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia terkesan menjadi lembaga pendidikan "kelas dua". Hal ini disebabkan antara lain karena beium ditemukannya konsep-konsep sistem pendidikan yang senantiasa adaptif dan akomodatif dengan zamannya. Oleh karena itu kajian-kajian konprehensif tcrhadap Al-Qur'an, Sunnah Nabi, tuntunan kehidupan dan pemikiran para filosof serta pakar pendidikan harus senantiasa dilakukan. Tulisan ini mencoba mengungkap kembali pemikiran Ibnu Miskawaih dan al-Qabisi tentang pendidikan yang penulis nilai masih relevan untuk diterapkan dalam sistem pendidikan lslam kontemporer di Indonesia. Kedua tokoh yang hidup di penghujung kekuasaan Bani Abbasiyyah ini mengemukakan bahwa pendidikan harus bertumpu pada akhlak, membawa misi akhlak dan berujung pada akhlak, sehingga seluruh sub sistem pendidikan memiliki ruh alhlak. Dismaping itu kurikulum pendidikan juga harus mencakup materi-materi yang dapat mempersiapkan peserta didik unuk bisa hidup, antara lain diberikan materi pelajaran sebagai bekal untuk mencari nafkah.

Actions (login required)

View Item