Malisi, M. Ali Sibram (2007) Pembaharuan sistem pendidikan pesantren. Himmah, VIII (24). pp. 83-100. ISSN 1412-4742
Text
Ali Sibram Malisi.pdf Download (1MB) |
Abstract
Pendidikan merupakan bagian dari pembaharuan yang sangat esensial. Karena fungsi pendidikan bukan hanya memberantas buta huruf atau membentuk watak suatu masyarakat, melainkan juga melalui lembaga pendidikan ide-ide pembaharuan akan dapat disosialisasi-kan secara efektif. Pendidikan dijadikan sebagai elemen pembaharu-an Islam karena di dalamnya terdapat proses pendidikan dan peng-ajaran manusia. Apabila proses tersebut cenderung konstruktif maka yang akan teijadi adalah sebaliknya. Dengan demikian, proses pendidikan diperbaharui. Semangat dunia pesantren dalam merespon dan memanfaatkan momentum masih perlu dilanjutkan dengan berbagai upaya pemba haruan sesuai dengan tantangan zaman. Hal tersebut dilakukan agar peran dan fungsi pesantren tetap eksis mengawal perjalanan bangsa, dan sekaligus memberi peluang yang sebesar-besamya bagi para lulusan. Untuk itu, diperlukan langkah transformatif yakni langkahlangkah yang tidak sekedar merubah bentuk dari aslinya menjadi bentuk yang baru, tetapi yang lebih penting justru terletak pada nilai-nilai positif-konstruktif dari perubahan itu. Perubahan dari sikap eksklusif menjadi inklusif, perubahan dari kepemimpinan individual menjadi kolektif, perubahan dari model pengajaran yang membelenggu santri menjadi emansipatoris, dan sebagainya. Jadi langkah transformatif di sini lebih diarahkan pada langkah strategis. Di antara upaya tersebut dengan menformulsikan tujuan pesan tren bukan hanya memerankan transmisi ilmu-ilmu agama, reproduksi ulama, dan mempertahankan tradisi, akan tetapi memerankan fungsi sosial ekonomi. Seiring dengan perubahan (sosio-ekonomi) perlu dilakukan pengembangan terhadap metode pembelajaran yang bertumpu pada upaya: mengubah cara belajar dari model warisan menjadi cara belajar pemecahan masalah; dari hafalan ke dialog; dari pasif ke kreatif; dari memiliki ke menjadi; dari mekanis ke inovatif; dari strategi menguasai sebanyak-banyaknya menjadi menguasai metodologi yang kuat; dari memandang dan menerima ilmu sebagai hasil final yang mapan, menjadi memandang dan menerima ilmu dalam dimensi proses; dan melihat fungsi pendidikan bukan hanya mengasah dan mengembangkan akal, tetapi mengolah dan mengembangkan hati (moral) dan keterampilan
Item Type: | Journal Article |
---|---|
Subjects: | 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130199 Education systems not elsewhere classified 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Jurusan Tarbiyah > Program Studi Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | usman usman usman |
Date Deposited: | 29 Apr 2019 05:44 |
Last Modified: | 29 Apr 2019 05:44 |
URI: | http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/1450 |
Actions (login required)
View Item |