Arfandi, Arfandi (2018) Praktik akad penggilingan padi di desa lampuyang kecamatan teluk sampit kabupaten kotawaringin timur. Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.
Text
Skripsi Arfandi - 1402120351.pdf Download (3MB) |
Abstract
Rasulullah SAW melegetimasi semua bentuk perdagangan yang berdimensi keadilan dan persamaan bagi semua pihak dan melarang semua bentuk perdagangan yang tidak adil yang memicu pertengkaran dan keributan. Bekerja merupakan aktifitas ekonomi yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun yang dimaksud bekerja yaitu seseorang bisa mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan hidup. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan Berdasarkan sistem jasa penggilingan padi didesa Lampuyang yang biasa terjadi dan tidak adanya kejelasan perjanjian atau akad mengenai kepemilikan dedak tersebut sehingga ini menjadi tidak jelas. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana praktik akad dan transaksi penggilingan padi di desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, (2) Bagaimana praktik akad dan transaksi penggilingan padi di desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan persepektif ekonomi Islam
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menjadi subjek masing-masing dari pemilik penggilingan pemilik penggilingan padi, karyawan penggilingan padi, masyarakat yang tinggal di sekitar penggilingan, petani yang ada di desa Lampuyang Kecamataan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Teknik penggambilan sampel menggunakan purposif sampling, dengan jumlah subjek 5 orang. Tahapan dalam analisis data yaitu collection, reduction, dan conclusions.
Praktik yang ada itu tidak sepenuhnya sesuai karena masih ada pihak yang dirugikan dengan kurang trasnparannya pemilik penggilingan kepada petani tentang sistem yang digunakan sehingga terjadi hal yang memberatkan sebelah pihak dan itu bertentangan dengan nilai ekonomi Islam. Berdasarkan perspektif ekonomi Islam peneliti berpendapat tentang masalah akad yang terjadi di desa Lampuyang itu sudah sesuai dengan rukun dan saratnya sebagaimana yang dilakukan masyarakat ketika mereka melakukan transaksi di penggilingan padi mereka membayar upah semana mestinya dan juga pemilik penggilingan melakukan kewajibannya untuk menggiling padi, dan setelah berakhinya transaksi yang dilakukan masyarakat mereka saling mengucakan kata “barelaan” dimana kata itu sudah dianggap sebagai kata yang mewakilkan kerelaan antara kedua belah pihak.
ABSTRACT
Rasulullah SAW eget instigated all forms of trade with a dimension of justice and equality for all parties and prohibited all forms of unfair trade that triggered quarrels and fights. Work is an economic activity carried out by humans to fulfill their needs. As for what is meant by working, that is someone can get income for the necessities of life. Based on the results of preliminary observations made based on the rice milling service system in the village of Lampyang which is common and there is no clarity of agreement or contract regarding the ownership of the bran so that this becomes unclear. The problems in this study are (1) How is the practice of the contract and the transaction of rice milling in the village of Lampuyang, Teluk Sampit Subdistrict, Kotawaringin Timur Regency, (2) What is the practice of contract and rice milling transactions in Lampuyang village, Teluk Sampit Subdistrict, Kotawaringin Timur District based on Islamic economic perspectives.
The approach used in this study is qualitative research which is the subject of each of the mill owners of rice mill owners, rice milling employees, people living around the mill, farmers in the village of Lampuyang Kecamataan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur Regency. The sampling technique uses purposive sampling, with a total of 5 subjects. Stages in data analysis are collection, reduction, and conclusions.
The existing practice is not entirely appropriate because there are still parties who are disadvantaged by the lack of transparency of the mill owner to the farmer about the system being used so that there is an aggravating side and that is contrary to the economic value of Islam. Based on the Islamic economic perspective, researchers argue that the contract problem that occurred in the village The lamp is in harmony with the harmony as it is done by the community when they conduct transactions in the rice mill they pay wages while they should and also the mills do their duty to grind rice, and after the end the transactions carried out by the community gave each other the words "barelaan" where the word was considered a word that represented the willingness between the two parties.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ekonomi islam |
Subjects: | 14 ECONOMICS > 1499 Other Economics > 149999 Economics not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam > Jurusan Ekonomi Islam > Program Studi Ekonomi Syariah |
Depositing User: | puttry puttry ekaputri |
Date Deposited: | 29 Jan 2019 06:32 |
Last Modified: | 29 Jan 2019 06:32 |
URI: | http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/1306 |
Actions (login required)
View Item |