Hamdan, Muhammad (2015) Code mixing and code switching in bilingual teaching classroom interactions. Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.
|
Text
CHAPTER I MH.pdf Download (177kB) | Preview |
|
|
Text
CHAPTER II MH.pdf Download (518kB) | Preview |
|
|
Text
CHAPTER III MH.pdf Download (95kB) | Preview |
|
|
Text
CHAPTER V MH.pdf Download (68kB) | Preview |
|
|
Text
CHAPTER IV MH.pdf Download (503kB) | Preview |
|
|
Text
Abstract MH.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT
This study was aimed in finding out the types of code mixing and code switching in bilingual teaching classroom interaction and elaborating the functions of code mixing and code switching in bilingual teaching classroom interactions. The objectives of this study were to find out any forms or types of code mixing and code switching in bilingual teaching classroom interactions and to elaborate the functions of code mixing and code switching in bilingual teaching classroom interactions.
In this study, the writer used qualitative research. In collecting the data, the writer used some instruments such as observation to get the primary data and interview to get secondary data. In analyzing the data, the writer used some techniques such as data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. This study took the students of third semester in State Islamic Institute of Palangkaraya as an object, while the courses of Reading is the subject of this study. The writer took the students of third semester and the lecturers as a source of data in this study when the lecturer taught Reading to the students of third semester by using Code Mixing and Code Switching.
The main research findings were:
1. There were two types of codes in bilingual teaching classroom interaction; code mixing and code switching and there were two matrix languages in code mixing and code switching; English as matrix language and Bahasa Indonesia as embedded language and Bahasa Indonesia as matrix language and English as embedded language. In general, there were three patterns of code mixing and code switching; they are Familiar utterances in L1+Familiar utterances in L2. Familiar utterances in L2+Familiar word in L1+Familiar utterances in L2. Familiar utterances in L2+Familiar word in L1.
2. The writer found there were two types of code mixing; Intra-Sentential Code Mixing and Intra-Lexical code mixing. The writer found that there were 9 sentences belong to the Intra-Sentential code mixing or about 100% where English as matrix language and Bahasa Indonesia as embedded language and there was no sentence belongs to Intra-Lexical code mixing or it is about 0%. The writer found that there were 27 sentences belong to the Intra-Sentential Code mixing where Bahasa Indonesia is the matrix language and English is embedded language, or it is about 81,9% from 100%, there were 6 sentences belong to the Intra-Lexical code mixing where Bahasa Indonesia is the matrix language and English is embedded language, or it is about 18,1%.
3. The writer found there were three types of code switching; Tag or emblematic switching, Intra-Sentential code switching and Inter-Sentential code switching. The writer found that there were 3 sentences belong to the Tag or Emblematic code switching or it is about 42,9%, and there were 2 sentences for Intra-Sentential Code switching or it is about 28,5% and the last there were 2 sentences for Inter-Sentential Code switching or it is about 28,5% where Bahasa Indonesia as matrix language and English as embedded language. The writer also found that there were 2 sentences belong to the tag or emblematic switching, or it is about 14,3% , there were 11 sentences belong to the Intra-Sentential Code switching or it is about 78,6% and there was 1 sentence for Inter-Sentential code switching or it is about 7.1% where English as matrix language and Bahasa Indonesia as embedded language.
4. The writer also found 6 functions from 9 potential functions based on Hoffman’s theory of code mixing and code switching used by the speakers in bilingual teaching classroom interactions. They are: Talking about a particular topic consisted of 11 sentences or about 23,9%, being emphatic about something, consisted of 25 sentences or about 39,7%; interjection (Inserting sentence fillers or sentence connectors) consisted of 5 sentences or about 7,9%. Repetition used for clarification, consisted of 5 sentences or about 7,9%, to soften or strengthen request or command consisted of 8 sentences or about 12,7%. And the lack of equivalent lexicon in the languages consisted of 5 sentences 7,9%.
Keywords: Code Mixing. Code Switching. Bilingual Teaching classroom Interaction
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan dalam menemukan tipe-tipe dari alih bahasa dan campur bahasa dalam interaksi kelas yang bilingual dan menjabarkan fungsi-fungsi dari alih bahasa dan campur bahasa dalam interaksi kelas yang bilingual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk-bentuk atau tipe-tipe dari alih bahasa dan campur bahasa dalam interaksi kelas yang bilingual dan untuk menjelaskan fungsi-fungsi dari alih bahasa dan campur bahasa dalam interaksi kelas yang bilingual.
Didalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa alat seperti observasi yang bertujuan untuk mendapatkan data utama dan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan data tambahan. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan beberapa teknik seperti pengumpulan data, penyeleksian atau pemilahan data pemaparan data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Penelitian ini mengambil mahasiswa semester tiga dari Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya sebagai objek penelitian, dimana pelajaran Reading (membaca) adalah subjek penelitian. Penulis mengambil mahasiswa semester tiga and dosen sebagai sumber data dari penelitian itu terutama ketika dosen mengajar Reading (membaca) dengan menggunakan alih bahasa dan campur bahasa.
Temuan-temuan utama dari penelitian ini adalah:
1.Ada dua macam tipe dari bahasa dalam kelas yang bilingual: alih bahasa dan campur bahasa dan ada dua bahasa dasar yang digunakan dalam alih bahasa dan campur bahasa; Bahasa Inggris sebagai bahasa utama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa tambahan dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dan bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan. Secara umum ada tiga macam pola dari campur bahasa dan alih bahasa; mereka adalah Ungkapan yang familiar dalam L1+ ungkapan yang familiar dalam L2. Ungkapan yang familiar dalam L2+kata yang familiar dalam L1+ ungkapan yang familiar dalam L2. Ungkapan yang familiar dalam L2+ kata yang familiar dalam L1.
2.Penulis menemukan ada dua macam tipe dari campur bahasa yakni campur bahasa dalam sebuah kalimat dan campur bahasa dalam sebuah kata. Penulis menemukan ada 9 kalimat dalam tipe campur bahasa dalam sebuah kalimat atau sekitar 100% dimana bahasa Inggris menjadi bahasa dasar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa tambahan. Dan tidak ditemukan kalimat yang termasuk dalam tipe campur bahasa dalam sebuah kata atau sekitar 0%. Penulis juga menemukan ada 27 kalimat yang masuk dalam tipe campur bahasa dalam sebuah kalimat dimana Bahasa Indonesia sebagai bahasa dasar dan bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan, atau sekitar 81,9% dari 100% dan ada 6 kalimat yang termasuk dalam tipe campur bahasa dalam sebuah kata atau sekitar 18,1% dimana Bahasa Indonesia sebagai bahasa dasar dan bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan.
3.Penulis menemukan ada tipe macam tipe dari alih bahasa: alih bahasa dalam label atau tanda, alih bahasa didalam kalimat, dan alih bahasa antar kalimat. Penulis menemukan ada tiga kalimat yang termasuk dalam tipe alih bahasa dalam label atau tanda atau sekitar 42,9% dan ada 2 kalimat termasuk dalam tipe alih bahasa dalam kalimat atau sekitar 28,5% dan yang terakhir ada 2 kalimat yang termasuk dalam alih bahasa antar kalimat atau sekitar 28,5% dimana bahasa Indonesia sebagai bahasa dasar dan Bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan. Penulis juga menemukan ada 2 kalimat yang termasuk dalam tipe alih bahasa dalam label atau tanda atau sekitar 14,3%, ada 11 kalimat yang termasuk dalam tipe alih bahasa dalam kalimat atau sekitar 78,6% dan ada 1 kalimat yang termasuk dalam alih bahasa antar kalimat atau sekitar 7,1% dimana bahasa Inggris sebagai bahasa dasar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa tambahan.
4.Penulis juga menemukan ada 6 teori dari 9 teori tentang fungsi dari alih bahasa dan campur bahasa berdasarkan dari teori oleh Hoffman yang digunakan penutur didalam interaksi kelas yang bilingual. Mereka adalah: membicarakan tentang topic tertentu yang terdiri dari 11 kalimat atau tuturan atau sekitar 23,9%, mempertegas sesuatu yang terdiri dari 25 kalimat atau tuturan atau sekitar 39,7%, mengisi kata penghubung atau kalimat penghubung yang terdiri dari 5 kalimat atau tuturan atau sekitar 7,9%, pengulangan untuk memperjelas terdiri dari 5 kalimat atau sekitar 7,9%, untuk mempertegas atau memperhalus permintaan atau perintah yang terdiri dari 8 kalimat atau sekitar 12,7%, dan karena kurangnya kosakata asing yang digunakan yang terdiri dari 5 kalimat atau sekitar 7,9%.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Keywords: Code Mixing; Code Switching; Bilingual Teaching classroom Interaction |
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2003 Language Studies > 200302 English Language |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Jurusan Pendidikan Bahasa > Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris |
Depositing User: | muchti muchti nurhidaya |
Date Deposited: | 03 Oct 2016 06:04 |
Last Modified: | 03 Oct 2016 07:52 |
URI: | http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/252 |
Actions (login required)
View Item |