Language use of stereotype concepts toward Chinese- Indonesian society on Ngenest: kadang hidup perlu ditertawakan Novel by Ernest Prakasa

Rachmah, Aulia (2017) Language use of stereotype concepts toward Chinese- Indonesian society on Ngenest: kadang hidup perlu ditertawakan Novel by Ernest Prakasa. Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.

Preview

Text THESIS AULIA.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

The purpose of this study is (1) How the author's view of the stereotype of the Chinese-Indonesian on Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakannovel by Ernest Prakasa (2) what are language structure used to show the stereotype of Chinese-Indonesian on Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan novel by Ernest Prakasa.

This research uses qualitative descriptive, content analysis. The subject of this study is Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan novel by Ernest Prakasa.

The results show that (1) The society's view of stereotypes towards Chinese people is largely due to cultural differences between Chinese and Indonesian communities. Misconceptions often occur when two cultures are different. (2) First, there are five categories of linguistic choice that found in the object of research. There are Descriptive Action Verbs (DAVs), Interpretation Action Verbs (IAVs), State Verbs (SV), Adjectives (ADJs), and Nouns as Group Categories (NGCs). The most common phenomenon is NGCs. It happened 7 times, because 'noun' is used by many characters in novel. Descriptive Action Verbs (DAVs) and Interpretive Action Verbs (IAV) as the second most frequent word with 4 time events. While Adjective (Adjs) with 3 incidents less significant to establish stereotypes. State Verbs (SVs) get the smallest event because abstract words are less representative to convey stereotypical intent. Second, it uses Levi-Stauss sructuralism. It tells about the social relations between Chinese-Indonesian and indigeneous in social class and social bacground found.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana pandangan penulis tentang stereotip orang Tionghoa-Indonesia terhadap Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan oleh Ernest Prakasa (2) Bagaimana struktur bahasa yang digunakan untuk menunjukkan stereotip orang Tionghoa-Indonesia di Ngenest: Terlalu Hidup Perlu Ditertawakan oleh Ernest Prakasa.

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, analisis isi. Subjekpenelitian ini adalah novel Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan oleh Ernest Prakasa.

Hasilnya menunjukkan bahwa (1) Pandangan masyarakat tentang stereotip terhadap orang Tionghoa sebagian besar disebabkan oleh perbedaan budaya antara masyarakat Cina dan Indonesia.Kesalahpahaman sering terjadi ketika dua budaya berbeda bertemu. (2) Pertama, ada lima kategori pilihan linguistik yang ditemukan di objek penelitian. Lima kategori tersebut adalah Descriptive Action Verbs (DAVs), Interpretation Action Verbs (IAVs), State Verbs (SV), Adjectives (ADJs), and Nouns as Group Categories (NGCs). Fenomena yang paling sering muncul adalah NGCs. Kejadiannya sebanyak 7 kali kejadian, karena 'kata benda' banyak digunakan dalam novel. Descriptive Action Verbs (DAV) dan Interpretation Action Verbs (IAV) sebagai kata kedua yang paling sering muncul dengan 4 kejadian.Sedangkan Adjective (Adjs) dengan 3 kejadian, kejadian kurang signifikan untuk menetapkan stereotip.State Verbs (SVs) mendapatkan kejadian terkecil karena kata-kata abstrak kurang representatif untuk menyampaikan maksud stereotip.Kedua, menggunakan sructuralisme Levi-Stauss.Ini bercerita tentang hubungan sosial antara orang Cina-Indonesia dan pribumi ditemukan pada kelas dan latar belakang sosial.

Actions (login required)

View Item