Sulastri, Very (2009) Wanita haid masuk Masjid dalam perspektif Mazhab Sunni Dan Syi'i. Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.
Text
Very Sulastri - 040 211 0230.pdf Download (14MB) |
Abstract
Masjid adalah tempat yang paling istimewa bagi umat Islam. Begitu istimewanya, kebersihannya pun mesti diperhatikan dan dijaga secara benar. Oleh karena itu, bagi orang yang terkena najis atau dalam keadaan berhadas tidak diperkenankan untuk mengotori tempat ini. Salah satu orang yang disebut berhadas adalah wanita yang sedang haid, darah haid dipandang sebagai najis yang apabila ada di antara wanita muslimat masuk dan melewati masjid, terlebih berdiam diri di dalamnya maka dikhawatirkan darah haid tersebut akan mengotori masjid. Persoalan yang dihadapi saat ini adalah bahwa wanita pada zaman sekarang tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Namun, mereka aktif dalam pelbagai macam kegiatan, hal ini seperti adanya wanita-wanita yang berperan sebagai guru, penceramah dan aktif dalam pelbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan masjid. Dalam karya ini, peneliti memokuskan penelitian tentang wanita haid masuk masjid dalam perspektif mazhab Sunnī dan Syi'ī. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mazhab Sunni dan Syi'ī tentang hukum wanita haid masuk masjid, untuk mengetahui relevansi pendapat para imam mazhab Sunnī dan Syï'ī tentang hukum wanita haid masuk masjid dengan keadaan sekarang. Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode content analysis, hermeneutik dan komparatif. Metode content analysis dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pemikiran para ulama mazhab Sunnī maupun Syī'ī yang bersifat normatif dan dasar hukum yang digunakan mereka dalam menetapkan hukum wanita haid masuk masjid, metode hermeneutik digunakan untuk menganalisis pendapat-pendapat para ulama mazhab Sunnī dan Syi'i tentang hukum wanita haid masuk masjid. Metode komparatif digunakan untuk membandingkan pemikiran ulama mazhab Sunni dan Syī'ī serta relevansinya dengan keadaan sekarang. Menurut pendapat para imam mazhab Sunni yakni imam Hanafi dan imam Syafi'i wanita haid hanya dibolehkan melewati masjid, imam Malik mengharamkan secara mutlak wanita haid masuk masjid, imam Hanbali dan para pengikutnya sebenarnya membolehkan wanita haid masuk masjid, sedangkan mazhab Syi'ī khususnya Syi'ah Imamiyah membolehkan wanita haid melewati masjid dengan mengecualikan dua masjid yakni masjidil Haram dan masjid Nabawi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah wanita haid dibolehkan masuk masjid karena sesuai dengan kondisi wanita saat ini, yang telah mempunyai pembalut yang dirancang khusus untuk menahan tercecernya darah, sehingga tidak dikhawatirkan darah haid mengotori masjid.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Haid; Fungsi Masjid |
Subjects: | TAJUK SUBJEK ISLAM > Fiqih > Fiqih dari berbagai Paham TAJUK SUBJEK ISLAM > Fiqih > Aspek Fiqih Lainnya |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Syariah > Program Studi al-Akhwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | puttry puttry ekaputri |
Date Deposited: | 26 Mar 2024 12:43 |
Last Modified: | 26 Mar 2024 12:43 |
URI: | http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/5403 |
Actions (login required)
View Item |