Pemanfaatan jamur jangkos (janjangan kosong) kelapa sawit dalam meningkatkan ekonomi petani sawit di Desa Natai Kondang, Kecamatan Permata Kecubung, Kabupaten Sukamara

Oktiawati, Trikresna (2022) Pemanfaatan jamur jangkos (janjangan kosong) kelapa sawit dalam meningkatkan ekonomi petani sawit di Desa Natai Kondang, Kecamatan Permata Kecubung, Kabupaten Sukamara. Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.

[img] Text
SKRIPSI Tri Kresna Oktiawati-1704120736.pdf

Download (2MB)

Abstract

Jangkos merupakan kata serapan dari bahasa jawa, yang berarti tandan kosong kelapa sawit. Adapun jangkos dapat tumbuh jamur yang dapat dikonsumsi, jamur inilah yang menjadi sumber penghasilan sampingan petani kelapa sawit di desa Natai Kondang. Sehingga banyak petani yang memanfaatkan jamur jangkos untuk dijual kembali. Karena tidak membutuhkan banyak biaya produksi, sehingga petani tidak perlu membutuhkan modal besar. Penelitian ini bertujuan untukm mengetahui, apakah pemanfaatan jamur jangkos dapat meningkatkan ekonomi petani.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah penjual jamur jangkos, Selain itu, penelitian ini juga menggunakan informan yaitu kepala desa Natai Kondang dan pembeli jamur jangkos. yang mana dalam menentukan subjek dan informan tersebut dengan teknik pengumpulan sampel Snawball Sampling. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis yang diperoleh dari hasil pengabsahan data dengan menggunakan triangulasi teori dan sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Proses pengolahan jamur jangkos, sangat efisien, sangat mudah, dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Cukup hanya mengeluarkan modal untuk membeli minyak untuk kendaraan serta kantong plastik untuk membungkusnya. (2) pemanfaatan jamur jangkos kelapa sawit di Desa Natai Kondang. Penjual merasa terbantu dengan adanya penghasilan tambahan dari menjual jamur untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga. (3) Pemanfaatan jamur jangkos ditinjau dari prespektif ekonomi Islam, terdapat unsur kerelaan dari pemilik lahan yang jamurnya di ambil oleh penjual jamur jangkos. Selain itu juga mereka dapat memanen tanpa izin terlebih dahulu, karena sudah terbiasa atau sudah menjadi salah satu budaya yang berkembang di daerah tersebut. Serta para penjual jamur termasuk pejuang nafkah keluarga.

ABSTRACT

The Jangkos is an absorption word from the Javanese language. It means empty fruit bunches of oil palm. Besides being able to be consumed, these mushrooms can be a source of additional revenues for oil palm farmers in Natai Kandang Village. These mushrooms are effortless to harvest and process, jangkos mushrooms also have a lot of food enthusiasts. From this phenomenon, many oil palm farmers tried to sell the mushrooms because it did not require a lot of production costs, so the farmers did not need a lot of capital. This study aims to determine whether the use of jangkos mushrooms can improve the economy of farmers.

It was a field research using qualitative methods. The subject was the jangkos mushroom seller. The informants were the village head of Natai Kondang and jangkos mushroom buyers. In determining the subject and the informant, the sample collection technique was purposive sampling. The data collection techniques were observation, interviews, and documentation, and then the data was analyzed. The validations of data were obtained from the triangulation of theories and sources.

The results indicated that (1) Jangkos mushroom processing process, very efficient, very easy, and does not need to spend a lot of money. It is enough only to spend capital to buy oil for vehicles and plastic bags to wrap them. (2)the utilization of oil palm jangkos mushrooms in Natai Kondang Village had been carried out well by several sellers. The sellers were greatly helped by the additional revenues from selling mushrooms to help in alleviating the economic burden of the family. (3) the utilization of Jangkos mushrooms when viewed from an Islamic economic perspective, there was a sense of willingness from the land owner whose mushrooms were taken by the jangkos mushroom sellers. In addition, they could harvest without prior permission because it was a habitual action and it had been one of the cultures which developed in the area. The land owner was aware because the mushroom sellers were the family’s bread winners.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Ekonomi petani sawit; Ekonomi islam
Subjects: TAJUK SUBJEK ISLAM > Sosial dan Budaya Islam > Ekonomi Islam
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam > Jurusan Ekonomi Islam > Program Studi Ekonomi Syariah
Depositing User: puttry puttry ekaputri
Date Deposited: 06 Dec 2023 04:20
Last Modified: 11 Dec 2023 04:31
URI: http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/5057

Actions (login required)

View Item View Item