M. Aslianur, M. Aslianur (2016) Pemahaman Dan Penerapan Akad Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional (Studi Terhadap Pedagang Pakaian di Pusat Perbelanjaan Mentaya Kota Sampit). Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.
|
Text
File 1 (Sampul-Daftar Pustaka).pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa dalam jual beli ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya salah satu rukun dalam akad (perjanjian) jual beli itu adalah ijab dan kabul yaitu ucapan penyerahan hak milik di satu pihak dan ucapan penerimaan di pihak lain. Adanya ijab dan kabul dalam transaksi ini merupakan indikasi adanya rasa suka sama suka dari pihak-pihak yang mengadakan transaksi. Transaksi berlangsung tidak menyimpang dengan hukum Islam antara lain apabila dilakukan dengan rasa suka sama suka yang menjadi kriteria utama dan sahnya suatu transaksi. Namun suka sama suka itu merupakan perasaan yang berada pada bagian dalam diri manusia, yang tidak mungkin diketahui orang lain. Oleh karenanya diperlukan suatu indikasi yang jelas yang menunjukkan adanya perasaan dalam tentang suka sama suka itu. Para ulama terdahulu menetapkan ijab dan kabul itu sebagai suatu indikasi.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, metode pengumpulan datanya dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai pemahaman dan penerapan akad dalam transaksi jual beli yang dilakukan pedagang pakaian di kota Sampit. Untuk pengabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber dan kemudian dianalisis melalui tahapan collection, reduction, display dan conclusions.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Pemahaman pedagang pakaian di kota Sampit tentang akad dalam transaksi jual beli berbeda-beda, dari tujuh pedagang hanya lima pedagang yang benar-benar memahaminya. Sedangkan dua pedagang lainnya tidak memahaminya, tetapi di dalam prakteknya, bahwa dua pedagang ini sudah menerapkan akadnya saat melakukan transaksi; (2) Penerapan akad yang dilakukan pedagang pakaian di kota Sampit berbeda-beda, dari tujuh pedagang hanya lima pedagang yang menerapkan akadnya yaitu ijab dan kabul. Sedangkan dua pedagang lainnya tidak menerapkannya dengan alasan bahwa ijab dan kabul itu tidak harus diucapkan secara lisan, karena menurut mereka berdua, akad itu sudah sah apabila barang yang ditransaksikan itu sudah berada di tangan si pembeli dan tanpa ada unsur paksaan dan dilakukan dengan rasa suka sama suka dari para pihak
English
The background of this study was that the buy and sell there was requirements that must be met, among one of the pillars in the contract (agreement) and sell it is granted that consent and qabul handover of property rights on the one hand and speech reception on the other side. Granted their consent in this transaction was indicative of the sense of consensual parties enter into transactions. Transactions took place not deviate by Islamic law, among others if done with taste consensual that the main criterion and the validity of a transaction. But they liked it a feeling of being on them self, who can not be known to others. Therefore need a clear indication that shows their in feelings about it as liked. The theologian in the past assign consent and qabul it as an indication.
This research is a field research, used the qualitative descriptive method, method of data collection by observation, interviews and documentation about the understand and implementation of the contract in the sale and buy transactions conducted draper in Sampit. For validation of the data used the technique of triangulation of sources and then analyzed through the stages of collection, reduction, display and conclusions.
Based on the results of this study concluded that: (1) Understanding draper in Sampit on contract in the sale and buy transactions different from seven draper only five draper who really understand it. Meanwhile, two other draper do not understand it, but in practice, that is already implemented two draper contract when transactions; (2) Application of covenants made by draper in Sampit different from seven draper only five draper who apply contract namely consent and qabul. Meanwhile, two other draper do not apply that the consent and qabul it should not be pronounced orally, because according to them, the contract had been valid if the transacted was already on the hands of the buyer and without any coercion and all of them consensual
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180127 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) > 18012701 al-Bai’ (incl. al-Khiyar) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Syariah > Program Studi Hukum Ekonomi Syariah |
Depositing User: | usman usman usman |
Date Deposited: | 23 Mar 2017 03:32 |
Last Modified: | 23 Mar 2017 03:32 |
URI: | http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/450 |
Actions (login required)
View Item |