Halal food menurut ulama dan ahli gizi di Kota Palangka Raya

Satria, Ahmad Dhea (2021) Halal food menurut ulama dan ahli gizi di Kota Palangka Raya. Masters thesis, IAIN Palangka Raya.

[img] Text
Ahmad Dhea Satria - 18015060.pdf

Download (1MB)

Abstract

Halal Food merupakan suatu kebutuhan pokok dan penting bagi manusia khususnya seorang muslim sebelum proses mengonsumsi. Namun kebanyakan konsumen lebih mengutamakan cita rasa makanan dan kurang memperdulikan kehalalannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu pertama untuk mengetahui pandangan Ulama dan Ahli Gizi di Kota Palangka Raya terhadap makanan halal. kedua untuk mengetahui argumentasi hukum yang digunakan Ulama dan Ahli Gizi di Kota Palangka Raya terhadap makanan halal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu 4 orang dari MUI dan 4 orang akademisi di kota Palangka Raya yang kompeten dibidangnya serta 4 orang ahli gizi di kota Palangka Raya. Kemudian pengabsahan data yang digunakan menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini Menurut ulama dan ahli gizi Kota Palangka Raya tentang makanan halal seirama dalam menentukannya, ahli gizi dalam melihat kebolehannya cenderung mengikuti ulama yang memiliki kapabilitas dalam melihat suatu kebolehannya. Makanan halal dalam sudut pandang ulama tidak dilarang oleh syariat Islam. Pertama, dilihat berdasarkan dzat produknya, dalam hal ini halal atau haram yang telah ada dalam di dalam ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Hadits. Kedua, dilihat dari cara memperolehnya, dalam hal ini lebih berbicara kepada proses dan nilai kebaikan didalamnya (thayyib), Karena halal saja tidak cukup namun juga harus baik dan mengandung nilai maslahat didalamnya. Hal ini yang menjadi perbedaan pendapat antara sudut pandang ulama dan ahli gizi yaitu, yang mana ulama melihat thayyib dari cara memperolehnya hingga penyajiannya harus berdasarkan syariat-syariat Islam, sedangkan ahli gizi dalam melihat thayyib lebih kepada hal-hal yang berkaitan dengan Ilmu kesehatan. Dalam artian aspek thayyiban juga sebagai acuan penting menentukan makanan halal. Dalam melihat kehalalan suatu makanan ulama dan ahli gizi di Kota Palangka Raya memiliki cara dan argumentasi-argumentasi hukum didalamnya. Beberapa diantaranya ulama melihat berdasarkan kacamata syariah yakni merujuk kepada Al-Quran dan Hadits selain itu juga mengikuti hasil ijtihad Majlis Ulama Indonesia sebagai instansi yang memiliki kewenangan mengenai hal tersebut. Selanjutnya, ahli gizi juga mengikuti pihak yang memiliki kewenangan dalam memutuskan hal tersebut. Baik perundang-undangan, hasil fatwa, maupun regulasi lainnya.

Abstract

Halal Food is a basic and important need for human beings, especially a Muslim before the process of consuming. But most consumers prefer the taste of food and care less about halal. The purpose of this study is the first to know the views of scholars and nutritionists in palangka raya city towards halal food. secondly to know the legal argument used by Ulama and Nutritionist in Palangka Raya city against halal food.

The method used in this study is qualitative with a descriptive approach. Data retrieval using interview, observation and documentation techniques. The subjects in this study were 4 people from MUI and 4 academicians in palangka raya city who are competent in their fields and 4 nutritionists in palangka raya city. It is based on purposive sampling technique. Then the data is used using source triangulation.

The results of this study According to scholars and nutritionists palangka raya about halal food in harmony in determining it, nutritionists in looking at their ability tend to follow scholars who have the capability in seeing a ability. Halal food in the viewpoint of scholars is not prohibited by Islamic law. First, judging by the dzat of its products, in this case it is halal or haraam that has been in the teachings of Islam, namely the Quran and Hadith. Second, judging from how to obtain it, in this case more talk to the process and the value of goodness in it (thayyib), Because halal alone is not enough but also must be good and contain the value of maslahat in it. This is a difference of opinion between the point of view of scholars and nutritionists, namely, which scholars see thayyib from how to obtain it until its presentation must be based on Islamic sharia, while nutritionists in looking at thayyib more to matters related to health sciences. In the sense of aspects of thayyiban also as an important reference determine halal food. In seeing the halal food of scholars and nutritionists in palangka raya city has ways and legal arguments in it. Some of them scholars see based on sharia glasses that refers to the Quran and Hadith in addition to also following the results of the ijtihad Majlis Ulama Indonesia as an institution that has authority on the matter. Furthermore, nutritionists also follow the authorities in deciding the matter. Both legislation, fatwa results, and other regulations.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Ahli Gizi; Halal Food; Ulama
Subjects: 14 ECONOMICS > 1402 Applied Economics > 140208 Health Economics
15 COMMERCE, MANAGEMENT, TOURISM AND SERVICES > 1504 Commercial Services > 150401 Food and Hospitality Services
Divisions: Pascasarjana > Program Studi Magister Ekonomi Syariah
Depositing User: Unnamed user with email daniaty_marina@yahoo.com
Date Deposited: 28 Dec 2022 04:37
Last Modified: 28 Dec 2022 04:37
URI: http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/4447

Actions (login required)

View Item View Item