Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembaga-an Pendidikan Alquran)

Hartati, Zainap (2015) Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembaga-an Pendidikan Alquran). Doctoral thesis, IAIN Palangka Raya.

[img]
Preview
Text
DISERTASI Bab 0 - Cover.pdf

Download (485kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DISERTASI Bab 0 Pengantar.pdf

Download (540kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DISERTASI Bab 1 Pendahuluan.pdf

Download (577kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DISERTASI Bab 3 Biografi.pdf

Download (378kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DISERTASI Bab 6 Penutup.pdf

Download (253kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DISERTASI Bab 2 Teori.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Buta aksara Alquran di Indonesia terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, sehingga muncul berbagai macam metode baca tulis Alquran, dimulai dari Metode Al-Baghdadiyah, Metode Tilawati, kemudian Metode Iqra’. Metode Iqra’adalah salah satu upaya pengentasan buta aksara Alquran yang diawali untuk anak-anak,kemudian berkembang berbagai metode lainnya. Tokoh yang dengan tekun dan konsisten menyumbangkan pemikiran dan tenaga untukmengembangkan pembelajaran Metode Iqra’ tersebut adalah Tasyrifin Karim. Tasyrifin Karim mengembangkan pembelajaran Alquran melalui “Metode Iqro’ Terpadu” untuk kalangan orang dewasa, yakni dengan pola 20 jam (20 kali pertemuan) hingga 10 jamdapat menuntaskan buta baca dan tulis Alquran, sebagai tuntutan di kalangan orang tua untuk belajar Alquran. Selanjutnya dikembangkan pembelajaran Alquran pada kelembagaan pendidikan Alquran melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan program Taman Asuh Anak Muslim (TAAM), untuk memberikan pendidikan nilai-nilai keislaman sejak usia dini. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang hal ini, penulis tertarik untuk meneliti pemikirannya dengan judul: “Pengembangan Pembelajaran Alquran (Kajian Pemikiran Tasyrifin Karim Dalam Konteks Pengembangan Metode Iqra’ dan Kelembagaan Pendidikan Alquran)”.

Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pemikiran Tasyrifin Karim tentang pengembangan pembelajaran Alquran melalui Metode Iqra’?; dan 2) Bagaimana pemikiran Tasyrifin Karim tentang pengembangan pembelajaran Alquranmelalui kelembagaan PAUD Pendidikan Alquran?. Metode penelitian yang digunakan berupaya menggabungkan riset kepustakaan dengan penelitian lapangan, yakni dengan mengum-pulkan sejumlah literatur serta wawancara langsung dengan tokoh. Sedangkan analisis data menggunakan kajian isi, analysis komparatif dan konfirmatif.

Kesimpulan hasil penelitian ini ialah pengembangan pembelajaran Alquran kajian pemikiran Tasyrifin Karim dalam konteks pengembangan Metode Iqra’ dan kelem-bagaan pendidikan Alquran menunjukkan adanya penyederhanaan pembelajaran yang lebih praktis dan pragmatis berlandaskan Alquran dan Hadis untuk mewujudkan generasi yang unggul yakni generasi Rabbi Radhiyya.

Simpulan ini didasarkan pada kenyataan bahwa:
1. Pemikiran Tasyrifin Karim dalam konteks pengembangan pembelajaran Alquran melalui Metode Iqra’ mampu menjawab permasalahan buta aksara Alquran di kalangan remaja dan dewasa, baik di perkotaan maupun di pedesaan dengan mengembangkan “Metode Iqro’Terpadu” pola 20 jam hinggapola10 jamdan mem-buka kelas-kelas pembelajaran untuk remaja dan dewasa, serta mengimplementasi materi pengembangan pembelajaran Alquran dalam bentuk yang lebih simpel dan praktis.
2. Pemikiran Tasyrifin Karim dalam konteks pengembangan pembelajaran Alquran melalui kelembagaan PAUD Pendidikan Alquran adalah terbentuknya pola pem-binaan generasi muda ditilik dari “Jendela Quran dan Sunnah”, untuk mewujudkan generasi unggul, yaitu generasi Rabbi Radhiyya, dengan menawarkan wadah pem-belajaran Alquran pada usia dini sebelum TKAlquran melalui Taman Asuh Anak Muslim (TAAM).
3. Epistemologi Tasyrifin Karim terkait pembelajaran Alquran melalui Metode Iqra’ dan kelembagaan Pendidikan Alquran merupakan implementasi pragmatis yang digabung dengan filsafat pendidikan perenialisme dan progresivisme yang dibatasi dengan nilai-nilai Alquran dan Hadis. Epistemologi yang dikembangkan juga berkaitan dengan pendekatan psikologi dan sosiologi sehingga bernilai praktis bagi umat.

ABSTRACT

Alquran illiteracy in Indonesia mushrooms among children and adults, which trigger the existenceof several Alquran teaching methods, such as Baghdadiyah, Tilawati and Iqra’.Iqra’ method is one of methods to improve Alquran reading ability for kids and beginner learners. Individual behind the emerge of Iqra’ method is Tasyrifin Karim. He had developed what we call today integrated Iqra’ method designed for adults with 20 and 10hours meeting. The main purpose of this integrated method is to eradicate Alquran illiteracy. Currently, the teaching and learning of Alquran has taken institutional mantle in forms ofEarly Childhood Education (PAUD) and Moslem Child Care (TAAM), which provide Islamic educational values since early ages. In order to investigatethistruggle of Tasyrifin Karim, in his efforts to enhancethe quality of Alquran teaching and learning, the researcher proposed research entitled the Development of Alquran learning (A Case Study on Tasyrifin Karim’sThoughts in theContext of the Development of Iqra’ Method and Alquran Education Establishment).

The focus of thisresearch is to know : 1) How Tasyrifin Karim has put histhoughts intopractice in the development of Alquran learning through Iqra’ Method; 2) How Tasyrifin Karim has applied his ideas in the development of Alquran learning throughPAUD system.The research method used the combination of library research and field study, in which the data were collected from written sources and depth interview with Tasyrifin Karim himself. The data the were analyzed through content analysis, comparative analysis, and comfirmatory.

The result of this research is that the Tasyrifin Karim’s thoughts in the context of Iqra’ method and Alquran education establishment seemingly develop into more practical and pragmatis learning based on Alquran and Hadisso as to produce a qualified generation (Rabbi Radhiyya).

The conclusion is based on the following points:
1.Tasyrifin Karim’s thoughs in the context of development ofIqra’ method have solved the problem of Alquran illiteracy among teenegers and adults in ruraland urban areas by establishing ‘ integrated Iqra’ metode” which applies 20 and10hours system and opens classes for teenagers and adults respectively, as well asimplementing a more practical and pragmatic Alquran learning package.

2.Tasyrifin Karim’s notions in the context of Alquran learning through PAUD system have been able a develop advisory-giving ofyouth generation at the windowof Alquran and Hadis’ to produce qualified generation known as Rabbi Radhiyyaby offering Alquran learning center called Moslem Child Care (TAAM) for toddlers before Kindergarten School.

3.Epistemology of Tasyrifin Karim on the Alquran teaching and learning through Iqra’ method and Alquran Education Institution is pragmatic implementation with the educational philosophy of perenialism and progressivism that are bordered by values of Alquran and Hadis. The epistemology being established is related with the approachof psychology and sosiology so that would be meaningful for ummah.

Simpulan ini didasarkan pada kenyataan bahwa:
1. Pemikiran Tasyrifin Karim dalam konteks pengembangan pembelajaran Alquran melalui Metode Iqra’ mampu menjawab permasalahan buta aksara Alquran di kalangan remaja dan dewasa, baik di perkotaan maupun di pedesaan dengan mengembangkan “Metode Iqro’Terpadu” pola 20 jam hinggapola10 jamdan mem-buka kelas-kelas pembelajaran untuk remaja dan dewasa, serta mengimplementasi materi pengembangan pembelajaran Alquran dalam bentuk yang lebih simpel dan praktis.
2. Pemikiran Tasyrifin Karim dalam konteks pengembangan pembelajaran Alquran melalui kelembagaan PAUD Pendidikan Alquran adalah terbentuknya pola pem-binaan generasi muda ditilik dari “Jendela Quran dan Sunnah”, untuk mewujudkan generasi unggul, yaitu generasi Rabbi Radhiyya, dengan menawarkan wadah pem-belajaran Alquran pada usia dini sebelum TKAlquran melalui Taman Asuh Anak Muslim (TAAM).
3. Epistemologi Tasyrifin Karim terkait pembelajaran Alquran melalui Metode Iqra’ dan kelembagaan Pendidikan Alquran merupakan implementasi pragmatis yang digabung dengan filsafat pendidikan perenialisme dan progresivisme yang dibatasi dengan nilai-nilai Alquran dan Hadis. Epistemologi yang dikembangkan juga berkaitan dengan pendekatan psikologi dan sosiologi sehingga bernilai praktis bagi umat.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Pembelajaran Alquran; metode iqra'; Tasyrifin Karim; Kelembagaan Pendidikan Alquran
Subjects: 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Jurusan Tarbiyah > Program Studi Pendidikan Agama Islam
Depositing User: muchti muchti nurhidaya
Date Deposited: 03 Mar 2017 07:37
Last Modified: 03 Mar 2017 07:37
URI: http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/409

Actions (login required)

View Item View Item