Tradisi tebus kembar mayang dalam pernikahan adat jawa di desa sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau (ditinjau dari filsafat hukum islam)

Topa, Ad (2020) Tradisi tebus kembar mayang dalam pernikahan adat jawa di desa sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau (ditinjau dari filsafat hukum islam). Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.

[img] Text
Skripsi Ad Topa - 1602110525.pdf

Download (1MB)

Abstract

Upacara tebus kembar mayang adalah salah satu produk budaya yang saat ini masih berlangsung khususnya didaerah pedesaan, upacara tebus kembar mayang sendiri merupakan ritual upacara perkawinan dalam keluarga yang dilaksanakan sebelum acara perkawinan berlangsung. Dalam prosesnya, perkawinan selalu melibatkan keluarga dan masyarakat serta lembaga tertentu, sehingga perkawinan itu dinilai sah dan dapat disaksikan oleh masyarakat.

Penelitian ini memiliki 4 rumusan masalah yakni, (1) Mengapa Terjadi Tebus Kembar Mayang Dalam Perkawinan Adat Jawa diDesa Sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau? (2) Bagaimana Prosesi Tebus Kembar Mayang Dalam Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau? (3) Apa Makna Filosofi Tebus Kembar Mayang Dalam Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau? (4) Bagaimana Kajian Filsafat Hukum Islam Terhadap Tradisi Tebus Kembar Mayang Dalam Perkawinan tersebut? Metode yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu normatif empiris menggunkaan pendekatan Kualitatif Deskriptif.

Hasil dari penelitian bahwa pada hakikatnya tradisi tebus kembar mayang merupakan suatu adat budaya yang sudah ada secara turun temurun dari nenek moyang mereka dan terus dilaksanakan oleh masyarakat sekitar budaya yang saat ini berlangsung khususnya di daerah Perdesaan. Bahan-bahan yang digunakan yaitu Janur, ringin, andong, kembang jambe, daun puring, batang pisang di bentuk menjadi manuk-manuk an, uler-uleran, keris-kerisan, kitiran, pecut-pecutan, kembang kambel. Yang mana dari bentuk ini semua memiliki sebuah arti dan makna yang tujuannya adalah do’a dan harapan agar dalam menjalani rumah tangga menjadi keluarga yang, sakinah, mawadah, warahmah. Dalam tradisi tebus kebar mayang mereka tetap menjaga prinsip-prinsip ketauhidan, keadilan, kebebasan, tolong menolong dan tetap menjaga kemashlahatan manusia. Nilai-nilai yang terkandung didalam tradisi tebus kembar mayang ini merupakan suatu bentuk tawasul yang diposisikan sebagai sarana ikhtiar (wasilah) untuk memohon kepada Allah dan tetap meyakini hakikatnya hanya Allah semata yang mutlak memiliki qudrah dalam segalanya.

ABSTRACT

The kembar mayang redemption ceremony is one of the cultural products that is currently still taking place especially in rural areas, the kembar mayang redemption ceremony itself is a ritual of marriage in the family which is held before the marriage takes place. In the process, the marriage always involves the family and the community and certain institutions, so that the marriage is considered valid and can be witnessed by the community.

This study has 4 problem formulations namely, (1) Why Did the Kembar Mayang Redeem Occur in Javanese Traditional Marriage in Sidodadi Village, Maliku District, Pulang Pisau Regency? (2) What is the Kembar Mayang Procession in Javanese Traditional Marriage in Sidodadi Village, Maliku District Pulang Pisau Regency? (3) What is the Meaning of the Tebus Kembar Mayang Philosophy in Javanese Traditional Marriage in Sidodadi Village, Maliku District Pulang Pisau Regency? (4) How is the Study of Islamic Legal Philosophy on the Kembar Mayang Tradition in the Marriage? The method used in this research is empirical normative using descriptive qualitative approach.

The results of the study that in essence the tradition of tebus kembar mayang is a cultural tradition that has existed for generations from their ancestors and continues to be carried out by the community around the culture that is currently taking place, especially in rural areas. The ingredients used are mushrooms, ringin, carriage, jambe flower, croton leaves, banana stems in the form of manuk-manuk an, repulsion, keris-keris, chirping, whip-sticks, whipped flower. Which of these forms all have a meaning and meaning whose purpose is prayer and hope that in carrying out the household into a family that is, sakinah, mawadah, warahmah. In the redemption tradition, they still maintain the principles of monotheism, justice, freedom, please help and keep the benefit of humans. The values contained in the kembar mayang redemption tradition are a form of tawasul which is positioned as a means of endeavor (wasilah) to ask God and continue to believe in its essence only Allah alone who absolutely has qudrah in everything.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Hukum keluarga islam; Tradisi
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Syariah > Program Studi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: puttry puttry ekaputri
Date Deposited: 07 Jul 2021 03:45
Last Modified: 07 Jul 2021 03:45
URI: http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/3165

Actions (login required)

View Item View Item