Singer teren katulas huang hukum adat Tumbang Anoi dalam kajian hukum ekonomi syariah

Maulana, Randhi (2020) Singer teren katulas huang hukum adat Tumbang Anoi dalam kajian hukum ekonomi syariah. Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.

[img] Text
Randhi Maulana - 1602130081.pdf

Download (2MB)

Abstract

Terbentuknya hukum adat ialah untuk mengatur tingkah laku masyarakat, menjaga ketertiban dan keadilan, serta melindungi masyarakatnya. Begitupun dengan Singer Teren Katulas Huang hukum adat Tumbang anoi yang masih memegang teguh hukum adat yang berlaku guna melindungi tatanan hidup masyarakatnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana pasal 44 singer teren katulas huang, untuk memahami pelaksaan jatuhnya hukuman terhadap pasal 44 singer teren katulas, dan untuk memahami pandangan hukum ekonomi syariah terhadap pasal 44 singer teren katulas huang. Beranjak dari rumusan masalah: yaitu (1) latar belakang terbentuknya hukum adat dayak singer teren katulas huang di Kalimantan Tengah, (2) pelaksanaan pasal 44 singer teren katulas huang, (3) tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap pasal 44 singer teren katulas huang.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) menggunakan metode empiris dan Sosiologis. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi, konseptual, dan kontekstual hukum ekonomi syariah. Subjek penelitiannya adalah masyarakat ataupun Damang adat dan masyarakat Dayak yang berada di daerah kota palangka raya yang mengerti tentang hukum adat dayak “singer teren takulas huang” adat Tumbang Anoi dalam kajian hukum ekonomi syariah. Teknik pengumpulan data, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Singer Teren Katulas Huang merupakan denda adat tega hati terhadap orang yang terkena musibah. Singer Teren Katulas Huang ini terbentuk dari kebiasaan turun temurun yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang dan kemudian di sah kan melalui rapat besar Tumbang Anoi tahun 1894. (2) pelaksanaan praktik Singer Teren Katulas Huang ini berdasarkan musyawarah kedua belah pihak dan dipitiskan oleh Damang Kepala Adat atau Mantir yang mengani. (3) penjatuhan Singer Teren Katulas Huang boleh dilaksanakan berdasarkan alasan selama tidak ada Nash al-Qur’an dan Hadis yang menegaskan keharaman , hukum adat Dayak kategori ini sudah memiliki beberapa kaidah fiqih dan prinsip hukum ekonomi syariah, dan memiliki kemaslahatan sehingga penjatuhan berperangaruh baik di masyarkat untuk dapat saling tolong-menolong.

Abstract

The establishment of customary law is to regulate community behavior, maintain order and justice, and protect the community. Likewise, with Singer Teren Katulas Huang, the customary law of Tumbang anoi which still adheres to the applicable customary law to protect the life of its people. The purpose of this research is to find out how article 44 singer teren katulas huang, to understand the implementation of the sentence for article 44 singer teren katulas, and to understand the view of sharia economic law on article 44 singer teren katulas huang. Moving on from the formulation of the problem: namely (1) the background of the formation of Dayak customary law singer teren katulas huang in Central Kalimantan, (2) implementation of article 44 singer teren katulas huang, (3) review of sharia economic law on article 44 singer teren katulas huang.

This research is field research using the empirical and Sociological. The approach in this study is a phenomenological, conceptual, and contextual approach to Islamic economic law. The research subjects are the people or Damang adat and the Dayak people living in the city of Palangka Raya who understand the customary law of the Dayak "singer teren takulas huang" adat of Tumbang Anoi in the study of sharia economic law. Data collection techniques, interviews, and documentation.

The results of this study are (1) Singer Teren Katulas Huang is a traditional fine for the heart of people affected by the disaster. Singer Teren Katulas Huang was formed from hereditary habits passed down from generation to generation and then legalized through the Tumbang Anoi big meeting in 1894. (2) the implementation of the Singer Teren Katulas Huang practice was based on deliberation by both parties and was determined by Damang The customary chief or Mantir who persecutes. (3) the imposition of Singer Teren Katulas Huang may be carried out based on the reason as long as there is no Nash al-Qur'an and Hadith that emphasizes the prohibition, this category of Dayak customary law already has several fiqh principles and principles of sharia economic law and has benefited so that the imposition has a good effect in society to be able to help each other.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Hukum Ekonomi Syariah ; Kajian;Singer Teren Katulas Huang; Hukum Adat
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > Customary Law
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Syariah > Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Unnamed user with email daniaty_marina@yahoo.com
Date Deposited: 23 Mar 2021 02:17
Last Modified: 23 Mar 2021 02:17
URI: http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/2804

Actions (login required)

View Item View Item