Jual beli sarang burung walet di Kabupaten Pulang Pisau dalam perspektif ekonomi syariah

Rakhman, Hadianor (2019) Jual beli sarang burung walet di Kabupaten Pulang Pisau dalam perspektif ekonomi syariah. Masters thesis, IAIN Palangka Raya.

	Text M. Hadianor Rakhman -17015045 FILE 1.pdf Download (1MB)
	Text M. Hadianor Rakhman- 17015045 FILE 2.pdf Download (1MB)
	Text M. Hadianor Rakhman -17015045 FILE 3.pdf Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang jual beli sarang burung walet di Kabupaten Pulang Pisau. Pada penelitian tersebut peneliti ingin mengetahui praktik jual beli sarang burung walet, apakah sudah bersesuaian dengan kajian Ekonomi Syariah atau belum dalam penerapannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa akad jual beli mempunyai arti penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan akad juga dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis dan usaha yang dapat dijalankan. Dalam perumusannya peneliti ingin mengetahui bagaimana praktik jual beli sarang burung walet. Kemudian apakah ada unsur-unsur gharar dalam praktik jual beli sarang burung walet.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisa praktik jual beli sarang burung walet dan mengetahui apakah ada unsur gharar dalam transaksi jual beli di Kabupaten Pulang Pisau. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Secara lebih spesifik penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan metode penelitian fenemologi. yaitu merupakan studi kasus yang berbasis fakta-fakta lapangan dalam praktik jual beli sarang burung walet, Setelah data sudah terkumpul yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi maka dapat digambarkan secara deskriptif kualitatif tentang permasalahan, pembahasan, sehingga menghasilkan suatu hasil analisis.

Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa transaksi jual beli sarang burung walet di Kabupaten Pulang pisau terdapat 3 (tiga) praktik yang digunakan masyarakat dalam bertransaksi jual beli. Praktik jual beli sarang burung walet di Kecamatan Kahayan Hilir sering melakukan praktik jual beli dengan uang panjar atau DP, sedangkan di Kecamatan Maliku masyarakat sering melakukan praktik saling tawar menawar harga sarang burung walet, Kecamatan Kahayan Kuala yaitu para penjual tidak jujur dalam menetapkan takaran timbangan, yang mengakibatkan para pembeli merasa dirugikan.

Transaksi bual beli sarang burung walet di Kabupaten Pulang Pisau terdapat ada 4 (empat) Kecamatan yang melakukan transaksi jual beli gharar. Yang pertama, Kecamatan Kahayan Hilir sering terjadi pembatalan perjanjian untuk pembelian sarang burung walet yang mengakibatkan penjual merasa kecewa dan dirugikan, sedangkan di Kecamatan Maliku, penjual sarang burung walet sering mempermainkan harga untuk memperoleh keuntungan dengan cara menjual sarang burung walet yang tidak sesuai dengan kualitas, Yang mengakibatkan pembeli merasa dirugikan. Kecamatan Kahayan Kuala penjual sarang burung walet tidak jujur dalam menjelaskan kualitas dari masing-masing sarang tersebut yang mengakibatkan pembeli merasa dirugikan, sedangkan di Kecamatan Pandih Batu adanya ketidakjelasan akad dalam pembagian keuntungan dari hasil penjualan sarang burung walet yang mengakibatkan konflik secara global antara si pemilik dan kerabat yang mempunyai andil dalam pembangunan walet tersebut.

ABSTRACT

This research discusses about Swallows’ Nest Trade at Pulang Pisau Regency. In this research, the researcher wants to know the appropriateness or not Swallows’ Nest trade with the Economic Syariah in its implementation. As we know, trade akad, hold the important meaning in our society. With akad, we can also run any business activities and trade. The researcher wants to know about the practical Swallows’ Nest trade. Then wants to know about gharar substance in practical Swallows’ Nest trade.

The purpose of this research is to analyze the practical Swallows’ Nest trade and to know whether there is gharar in this transaction at Pulang Pisau regency.

This research used qualitative descriptive approach. More specific in qualitative descriptive, this research used fenemology, which meant a case study that based on the facts in the field in practical Swallows’ Nest trade, after the data have been collected by obervation, interview and documentation, so can be describe in qualitative decriptive about the problem, discussion then can be made a result of analysis.

The result of this research shows that there is gharar in practical Swallows’ Nest trade at Pulang Pisau. There are 4 subdistricts in Pulang Pisau, they are Kahayan Hilir, Maliku, Pandih Batu and Kahayan Kuala. Kahayan Hilir subdistrict often do forbidden transaction or also call gharar. The buyer of Swallows’ Nest courage to give an earnest money to the owner of Swallows’ Nest with reason to make the owner not selling to other buyers when harvest come. After the harvest come, the buyers broken promise and ignore the dealing price that offered with reason that the quality of swallows’ nest is not expected like the buyers want. It seem different in Maliku, the owner of swallows’ nest toying with the price to swallows’ nest trade. The owner not honest in deciding the price from each quality of swallows’ nest that make the buyers feel loss. In Kahayan Kuala, the owner of swallows’ nest also not honest to the collectors, because the uncertainity of swallows’ nest that trade, there are 3 quality of swallows’ nest, each of them in different price, the owner of swallows’ nest did not give the certainity about the quality of swallows’ nest because it mix with other quality. So cause the deception for the buyers. While in the Pandih Batu, there is vagueness akad between trader and buyer in dividing the income that cause conflict globally between the owner and relation that has contribution in developing swallows’ nest.

Actions (login required)

View Item