Keharusan istri tinggal di rumah pada masa idah talak raj`i (reinterpretasi q.s. aţ-talāq [65]: 1 perspektif hermeneutika fazlur rahman)

Husennafarin, Ahmad (2018) Keharusan istri tinggal di rumah pada masa idah talak raj`i (reinterpretasi q.s. aţ-talāq [65]: 1 perspektif hermeneutika fazlur rahman). Undergraduate thesis, IAIN Palangka Raya.

[img] Text
Skripsi Ahmad Hesennafarin - 1402110436.pdf

Download (2MB)

Abstract

Ketentuan hukum mengenai larangan perempuan yang menjalani masa idah raj`i untuk keluar dari rumah yang tertuang dalam Q.S. Aţ-Talāq [65]: 1 apabila dihadapkan dengan konteks sekarang masih meninggalkan persoalan. Di mana masih banyak ditemukan para mantan istri yang ditalak raj`i meninggalkan tempat tinggal bersama. Seiring dengan dinamika persoalan tersebut, hukum Islam membuka peran ijtihad lebih luas dan lebih epistemolog untuk mencapai tujuan Syariat Islam. Hal ini sejalan dengan konsepsi hukum Islam sebagai hukum yang dinamis dan memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga ketika menghadapi problematika tentang kewajiban menetap dalam satu rumah pada masa idah, perlu adanya reinterpretasi atau pemaknaan ulang terhadap ketentuan hukum dalam teks Alquran QS. Aţ-Talāq [65]: 1. Dalam konteks demikian, melalui pemikiran Fazlur Rahman tentang teori double movement (gerak ganda) dipandang cocok digunakan untuk memaknai ulang QS. Aţ-Talāq [65]: 1 tersebut.
Fokus penelitian ini adalah penginterpretasian ulang Q.S. Aţ-Talāq [65]: 1 tentang menetap di rumah pada masa idah raj’i dengan menggunakan hermeneutika Fazlur Rahman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat makna dan relevansi kewajiban menunggu dalam rumah bersama oleh mantan istri yang ditalak pada masa idah raj`i yang terkandung dalam QS. Aţ-Talāq [65]: 1 melalui penginterpretasian dengan menggunakan metode double movement Fazlur Rahman. Adapun jenis penelitiannya adalah penelitian kepustakaan (library research). Analisis data menggunakan metode hermeneutika double movement Fazlur Rahman serta dikuatkan dengan uṣhūl al-fiqh.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Mengenai penafsiran terhadap Q.S. Aţ-Talāq [65]: 1 tentang ketentuan bagi perempuan dalam masa idah raj’i untuk menetap di rumah ditemukan aneka pendapat ulama. Dalam hal ini ada pendapat yang sangat ketat sehingga menolak keluarnya wanita yang sedang menjalani idah dari rumahnya kecuali karena darurat dan ada juga pendapat yang sebaliknya membolehkan wanita meninggalkan rumah. (2) Melalui perspektif hermeneutika double movement Fazlur Rahman, pesan Alquran yang yang tertuang dalam Q.S. Aţ-Talāq [65]: 1 sebenarnya bukanlah dimaksudkan untuk perempuan berdiam diri di dalam rumah selama masa idah. Perintah dalam Q.S. Aţ-Talāq [65]: 1 justru ditujukan kepada pihak suami untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan selama masa idah dan memerintahkan pihak suami agar memberikan nafkah mut’ah selama masa idah untuk istri yang mereka talak. (3) Berdasarkan kajian ushul fiqh, penafsiran Q.S. Aţ-Talāq [65]: 1 menggunakan hermeneutika double movement Fazlur Rahman sangat sejalan dengan pertimbangan mashlahah apabila diletakkan pada perspektif

ABSTRACT

The rule of law on women prohibition whom underwent idah raj’i time for goes outside contained in Q.S. At-Talaq [65]: 1, based on the current context there still leave some problem. Where there can be seen that much of ex-wife who got radj’i divorced leave their shared residence. Along with this problem Islamic law open wide ijtihad role and more epistemologically to reach the goal of Islamic’s Syariat. This thing alongside with Islamic law concept as dynamic law that suitable with new era, when this problem appeared on the obligation of to stay at one house in idah time, in this case reinterpretation for rule of law on Alquran text’s QS. At-Talaq [65]:1. Base on that, from Fazlur Rahman’s idea in double movement theory is suitable for use in reinterpret this QS. At-Talaq [65]:1.
The objective of this study was to reinterpretation Q.S At-Talaq [65]: 1 about stay home at idah raj’i time used Fazlur Rahman’s hermeneutic perspective. This research aims to look at the meaning and relevance of the liabilities waiting in the home shared by his former wife that talak at the time of idah raj'i contained in the QS. Aţ-Talāq [65]: 1 via interpretation using a double movement Fazlur Rahman. This study used libray research with contextual and social-historic designs. The data presentation used descriptive and deductive methods. For the data analysis writer used Fazlur Rahman’s double movement hermeneutic also with uṣhūl al-fiqh.
The conclusions of this study were: (1) Regarding interpretation towards Q.S At-Talaq [65]: 1 about the provision for women during idah raj’I time to stay home was found there are various opinions of Islamic scholars. In this case there is a very strict opinion that does not let women to leave her house during idah time, except because of the important thing and the other opinions is let women to leave his house. (2) By Fazlur Rahman’s double movement hermeneutic perspective, actually the message in Alquran Q.S. At-Talaq [65]:1 was not intended for woman to stay at home during idah time. Exactly, intended for husband to provide protection for woman during idah time and command husband to give her mut’ah subsistence for his divorce wife during idah time. (3) Based on ushul fiqh study, the interpretation of Q.S. At-Talaq [65]:1 used Fazlur Rahman’s double movement hermeneutic perspective is very suitable with mashlaha meditation if it was put on ushul fiqh perspective used Istihsan and az-zari’ah study.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Masa Idah
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012810 'Iddah (Waiting Period)
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Syariah > Program Studi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: puttry puttry ekaputri
Date Deposited: 22 Jan 2019 03:07
Last Modified: 19 Feb 2020 04:20
URI: http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/1285

Actions (login required)

View Item View Item