Fadiah, Siti (2017) Pembebanan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio pada putusan Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya NOMOR 0009/Pdt.G/2015/PTAPlk dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI NOMOR 763K/AG/2015. Masters thesis, IAIN Palangka Raya.
|
Text
TESIS Siti Fadiah-15014015.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Pembebanan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio dalam perkara cerai talak rentan dengan masalah dalam pelaksanaan ikrar talak. Hal ini disebabkan pihak suami yang merasa tidak sanggup membayar nafkah iddah dan mut’ah bisa saja mengurungkan niatnya untuk mengucapkan ikrar talak di depan sidang pengadilan. Penelitian ini adalah1) Bagaimana putusan banding Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk dan putusan kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 763 K/AG/2015 membebankan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio. 2) Mengapa putusan banding Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 763 K/AG/2015 Majelis Hakim membebankan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio. 3) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pembebanan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio dalam putusan banding Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk dan putusan kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 763 K/AG/2015.
Spesifikasi penelitian kepustakaan ini adalah dibidang penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan kasus (case aprroach) dan pendekatan hukum Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kritis terhadap putusan banding dan putusan kasasi tersebut di atas.
Hasil penelitian:1)Gambaran umum isi putusan.2)Putusan banding Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk dan putusan kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 763 K/AG/2015,Majelis Hakim membebankan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio adalah karena alasan penerapan hukum, karena Pemohonmelalaikan kewajibannya dan karena Termohon bukan pihak yang nusyuz serta karena kemampuan Pemohon dari segi penghasilan. 3)Tinjauan hukum Islam terhadap pembebanan nafkah iddah dan mut’ah secara ex officio dalam putusan banding Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya dan putusan kasasi Mahkamah Agung RI dapat dilihat pada aspek-aspek berikut:aspek penerapan hukum, aspek keadilan, aspek manfaat (pelaksanaan putusan), aspek penemuan hukum, aspek mashlahah dan maqashid Syari’ah. Pembebanan nafkah iddah dan mut’ah dalam dua putusan tersebut sebenarnya sudah mencerminkan keadilan dan mashlahah, namun dari segi pelaksanaan ikrar yang tidak jadi diucapkan oleh suami, maka membuat istri statusnya tidak jelas, sehingga tujuanmashlahah yaituuntuk memelihara agama, akhlak, jiwa, harta dan keturunanatau kehormatan tidak tercapai manfaatnya.
ABSTRACT
The imposition of nafkah iddah and mut'ah ex officio in divorce cases is vulnerable to problems in the implementation of pledge of talak. This is due to the husband who feels unable to pay for nafkahiddah and mut'ah could have put his intention to say the pledge of talak in front of the trial. This research is 1) How is the appeal decision of Palangka Raya High Court of Justice No. 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk and Supreme Court decision of Supreme Court Number 763K/AG/2015 impose the nafkah iddah and mut'ah ex officio. 2) Why the appeal decision of the Palangka Raya High Court of Justice No. 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk and Decision of Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 763 K/AG/2015 The judges impose the nafkah iddah and mut'ah ex officio. 3) How is the review of Islamic law against the imposition of nafkah iddah and mut'ah ex officio in the appeal court of Palangka Raya Religious High Court No. 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk and Supreme Court decision of Supreme Court Number 763 K/AG/2015.
This literature research specification is in the field of normative legal research using statute approach, conceptual approach, case aprroach and Islamic law approach. The method used in this research is the critical analysis method to the appeal decision and the cassation decision mentioned above.
Result of research: 1) General description of decision content. 2) The appeal judgment of the Palangka Raya High Court of Justice No. 0009/Pdt.G/2015/PTA Plk and Supreme Court decision of Supreme Court Number 763 K/AG/2015, the Panel of Judges imposes the nafkah iddah and mut'ah ex officio law, because the Petitioners have neglected their obligations and because the Respondent is not the party that is nusyuz and the Petitioner's ability in terms of income. 3) The review of Islamic law on the imposition of nafkah iddah and mut'ah ex officio in the appeal decision of the High Court of Religion of Palangka Raya and the Supreme Court's decision of cassation can be seen in the following aspects: aspects of law application, justice aspect, benefit aspect (execution of decision), aspects of legal discovery, mashlahah aspects and maqashid Shari'ah. The burden of nafkah iddah and mut'ah in these two decisions actually reflects justice and mashlahah, but in terms of the implementation of pledge that is not so spoken by the husband, it makes the wife's status is not clear, so the purpose of mashlahah is to maintain religion, morals, soul, property and offspring or honor is not achieved its benefits.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Iddah; Mut’ah dan Ex Officio |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012810 'Iddah (Waiting Period) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012818 Nikah Mut'ah |
Divisions: | Pascasarjana > Program Studi Magister Hukum Keluarga |
Depositing User: | puttry puttry ekaputri |
Date Deposited: | 09 Jul 2018 03:12 |
Last Modified: | 09 Jul 2018 03:12 |
URI: | http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/1058 |
Actions (login required)
View Item |